Contoh
Jurnal Skripsi (Analisis Perancangan Sistem Informasi Akuntansi)
ANALISIS
DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PT. MAJU
BERSAMA
(STUDI KASUS: PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA)
Suparto
Darudiato
Jurusan
Sistem Informasi, Fakulktas Komputer, Universitas Bina Nusantara
Jln.
KH. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah, Jakarta Barat 11480c c
Telp.
: 021-5345830; Fax. : 021-5300244
e-mail:
supartod@binus.ac.id supartod@yahoo.com
ABSTRAKSI
Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis kelemahan dan kebutuhan sistem informasi
akuntansi penjualan dan piutang usaha PT. Maju Bersama untuk diberikan usulan
perbaikan berupa rancangan sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan
bisnis perusahan. Sistem informasi akuntansi (SIA) penjualan dan piutang yang diusulkan
membahas analisis umur piutang, kelayakan pemesanan pelanggan berdasarkan saldo
kredit, penentuan limit kresit dan mempermudah penyajian laporan yang
dibutuhkan dalam mempercepat pengambilan keputusan. Penelitian dilakukan dengan
cara studi lapangan berupa investigasi karyawan serta analisis proses bisnis
dan dokumen perusahaan terkait. Sedangkan analisis dan perancangan sistem
informasi dilakukan dengan pendekatan berorientasi objek di mana semuanya
digambarkan dengan notasi
UML. Kata kunci: Analisis,
perancangan, sistem informasi, penjualan, piutang.
PENDAHULUAN
Perkembangan
teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang
dimiliki perusahaan untuk
dapat lebih meningkatkan performance perusahaan. Berbagai peluang yang ditemukan
di pasaran, sangatlah berguna untuk diubah menjadi potensi-potensi yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Meskipun
pemanfaatan peluang terlihat sebagai suatu hal yang sederhana, namun jika tidak
dilakukan dengan kecepatan
dan ketepatan perhitungan bisnis yang benar, sebaik apapun peluang yang
dimiliki tidak akan mampu dimanfaatkan. Sistem informasi akuntansi merupakan
suatu sistem yang terstruktur dalam unit usaha bisnis untuk membantu
pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan yang dimulai dari sudut pandang akuntansi yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan, membantu manajemen dalam melakukan pengambilan
keputusan, dan juga untuk
memenuhi pelaksanaan
kebijakan pemerintah dalam perusahaan.
Aktivitas
penjualan merupakan salah satu tujuan utama perusahaan setelah memproduksi
barang-barangnya. Untuk itu, setiap perusahaan harus mampu mengawasi
pelaksanaan penjualan dalam perusahaan itu dengan baik sehingga dari kegiatan
penjualan yang terkendali itu, perusahaan dapat memaksimalkan keuntungannya.
Selain memiliki sistem penjualan yang baik, perusahaan juga harus memiliki
sistem pemberian dan penagihan piutang yang baik karena banyak perusahaan
pemakai barang atau jasa membutuhkan waktu dalam melakukan pembayaran pada saat
mereka membeli barang atau jasa dalam jumlah dan harga yang tidak sedikit.
Piutang merupakan unsur penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
Piutang yang terhambat akan mengakibatkan kesulitan bagi perusahaan dalam
mengelola atau melaksanakan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Hal
ini disebabkan kurang adanya daya tunai berupa jumlah aktiva lancar yang
tersedia secara cukup untuk menunjang keperluan operasi perusahaan.
PT.
Maju Bersama merupakan perusahaan yang berperan sebagai produsen dan
distributor Pakaian jadi berbagai merek yang dipasarkan dipasaran lokal dan
international. Perusahaan harus senantiasa mewaspadai hal yang dapat mengganggu
kelancaran proses penjualan dan piutang usaha seperti terjadinya penumpukkan
piutang yang menyebabkan sistem arus kas operasi tidak bagus, keluhan dari
pelanggan atas ketidakpuasan layanan yang diberikan perusahaan, serta penurunan
penjualan akibat pengambilan keputusan yang terlambat.
Diharapkan
dari hasil penelitian ini dapat dianalisis sistem berjalan, diidentifikasi
kelemahankelemahan dalam sistem berjalan, memberikan rekomendasi perbaikan, dan
merancang sebuah sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan piutang yang
sesuai dengan kebutuhan perusahan sehingga kegiatan organisasi menjadi lebih
baik.
IDENTIFIKASI MASALAH
a.
Seberapa
banyak penumpukan piutang yang tidak tertagih dan belum tertagih?
b.
Apakah
ada prosedure dan kreteria pemberian kredit pada PT. Maju Bersama didalam
menjalankan aktifitas penjualan?
c.
Apakah
sering terdapat keluhan dari pelanggan selama melakukan penjualan?
d.
Apakah
penjualan perusahaan semakin meningkat?
SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI
Menurut
Wilkinson et al. (2000, p7) Sistem Informasi Akuntansi adalah kesatuan struktur
dalam sebuah entitas, seperti perusahaan, yang mempekerjakan sumber-sumber
fisik dan komponen-komponen lain untuk mengubah data ekonomi ke dalam informasi
akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan informasi dari beragam
pemakai. Menurut Horngren et al. (2002, p227) Sistem Informasi Akuntansi adalah
kombinasi dari orangorang, catatan-catatan dan prosedur-prosedur yang digunakan
oleh bisnis untuk menyediakan data keuangan.
Dari
definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah
perusahaan yang mempekerjakan orang-orang dan menggunakan catatan-catatan,
serta prosedurprosedur untuk mengubah data ekononomi menjadi informasi keuangan
yang diperlukan pihak internal maupun eksternal. Pihak internal yang
menggunakan yaitu manajer, maupun eksternal, yaitu pelanggan, pemasok, pemilik
saham, kreditor, satuan buruh, pihak bank, pemerintah, dan para stakeholder lainnya.
Wilkinson et al. (2000,
p8) mangatakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi mempunyai tujuan sebagai
berikut:
a.
Untuk
mendukung operasi sehari-hari. Transaksi dalam perusahaan merupakan operasi
sehari-hari yang dilakukan secara rutin. Adapun transaksi terdiri dari:
· transaksi akuntansi
seperti penjualan biasanya menggunakan Sistem Informasi Akuntansi untuk pemrosesan.
· transaksi non akuntansi
seperti melakukan pemesanan , pada akhirnya akan mengarah kepada transaksi
akuntansi. Misalnya jika suatu pesanan telah terpenuhi, dan pengiriman pesanan
telah diterima, maka akan dicatat sebagai transaksi akuntansi.
b.
Untuk
menunjang pengambilan keputusan oleh pembuat keputusan internal.
c.
Untuk
memenuhi kewajiban seperti pelaporan finansial kepada parastakeholder.
SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA
Menurut
Boockholdt (1999, p538) sistem akuntansi penjualan kredit terkomputerisasi
dimulai dari pemesanan yang kemudian dientry ke dalam sistem
aplikasi. Setelah barang dan jasa dikirim, sistem aplikasi akan mencatat
pengiriman. Sistem billing akan membuat permohonan pembayaran. Kemudian sistem
aplikasi penerimaan kas mencatat pembayaran yang diterima. Kadang-kadang
billing dan aplikasi penerimaan kas disebut accounts receivable system. Menurut
Weston dan Brigham (1998, p. 474) kebijakan penjualan kredit mengandung empat
unsur:
a.
Periode
kredit, yaitu jangka waktu antara terjadinya penjualan hingga tanggal jatuh
tempo pembayaran.
b.
Diskon
yang diberikan untuk mendorong pembayaran yang lebih cepat.\
c.
Standar
kredit, yaitu persyaratan minimum atas kemampuan keuangan dari para pelanggan
agar bisa membeli secara kredit.
d.
Kebijakan
mengenai penagihan, yaitu sampai sejauh mana tindakan atau kelonggaran yang
diberikan perusahaan atas piutang yang tidak dibayar pada waktunya. Misalnya,
surat tagihan bisa dikirimkan kepada setiap pelanggan yang menunggak 10 hari,
surat tegoran, yang diikuti pembicaraan lewat telepon, bisa diadakan jika
pembayaran belum diterimadalam 30 hari, dan piutang tersebut bisa dialihkan
kepada perusahaan penagih (collection agency) setelah 90 hari.
Menurut
Horngren et al. (2002, p314) jika perusahaan tidak mampu menagih piutang dari
pelanggan sehingga menciptakan beban, maka disebut beban piutang tak tertagih.
Ada dua cara untuk mengestimasi piutang tidak tertagih yaitu dengan metode
persentase penjualan (pendekatan laporan keuangan) yaitu dengan menghitung
beban akun tidak tertagih sebagai persentase dari penjualan kredit bersih.
Metode kedua yang terkenal disebut metode analisis umur piutang, di mana
piutang pelanggan dianalisis berdasarkan lamanya waktu terutang dari pelanggan.
Menurut
Weston dan Brigham (1998, p476, 477) standar kredit mengacu pada layak tidaknya
seorang pelanggan untuk
mendapat kredit. Faktorfaktor utama yang dipertimbangkan dalam pemberian kredit
tersebut dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya pembayaran yang melampaui
jadwal, atau bahkan kemungkinan tidak adanya pembayaran sama sekali. Metode
tradisional untuk mengukur kualitas kredit adalah dengan menyelidiki calon
pembeli kredit berdasarkan lima faktor yang disebut 5K. Masing-masing dari 5K
itu adalah:
a.
Karakter,
sejauh mana pelanggan berusaha memenuhi kewajiban kreditnya.
b.
Kapasitas,
penilaian subjektif mengenai kemampuan pelanggan untuk membayar.
c.
Kapital,
dapat dilihat dari analisis laporan keuangan perusahaan yaitu rasio utang
terhadap aktiva, rasio lancar, rasio kemampuan membayar beban bunga.
d.
Kolateral,
setiap aktiva yang ditawarkan pelanggan sebagai jaminan agar memperoleh kredit.
e.
Kondisi,
menurut tren-tren ekonomi nasional dan regional yang bisa mempengaruhi
kemampuan pelanggan untuk membayar.
SASARAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA
Sasaran secara umum dari
sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan piutang adalah:
a.
Untuk
mencatat pesanan pelanggan secara cepat dan tepat.
b.
Untuk
memverifikasi bahwa pelanggan layak mendapatkan kredit.
c.
Untuk
mengirimkan produk pada tanggal telah disetujui.
d.
Untuk
melakukan penagihan atas produk atau jasa secara tepat pada waktunya dan dengan
prosedur yang benar.
e.
Untuk
mencatat dan mengklasfikasikan penerimaan kas secara cepat dan tepat.
f.
Untuk
posting penjualan dan penerimaan kas ke akun pelanggan yang tepat dalam jurnal
khusus penjualan dan penerimaan kas.
g.
Untuk
mengamankan produk sampai dikirim.
h.
Untuk
mengamankan kas sampai disetor.
PROSES BISNIS SIA
PENJUALAN DAN PIUTANG
Penjualan
di PT. Maju Bersama dilakukan secara kredit. Pakaian jadi yang dijual dengan
sistem putus dan dalam partai besar. Pelanggan yang ingin memesan barang boleh
dilakukan melalui fax, maupun mengirimkan Purchase Order (PO)
kebagian penjualan (Sales Administration). Bagian penjualan akan
mengentri pesanan ke dalam Sales Order (SO) yang bernomor urut cetak. Saat
pesanan dimasukkan, sistem akan mengecek jumlah persediaan dan limit kredit,
apabila persediaan tidak mencukupi dan limit kredit terlampaui, maka sistem
akan menampilkan kotak dialog dan pesanan akan dibatalkan serta PO akan
distemple Batal dan diisi alasan pembatalannya. Jika tidak melebihi limit
kredit, maka SO akan dicetak dan diberikan kepada bagian Finance untuk
diotorisasi. Berdasarkan SO, bagian Finance akan membuat Delivery
Order (DO) lima rangkap. Pada DO, tidak tercantum harga barang dan
digunakan sebagai dokumen sumber pengeluaran barang oleh bagian Gudang.
Bagian Gudang membuat
Surat Angkut (SA) berdasarkan DO yang diterima dan mencetaknya empat rangkap.
Bagian Accounting akan mencocokkan PO dan SO dengan DO dan SA,
kemudian membuat Faktur dan Faktur Pajak Standar sebanyak tiga rangkap dan
sekaligus mengupdate piutang. Faktur, Faktur Pajak Standar, dan SA
akan diberikan kepada transporter dari bagian Ekspedisi. Setelah menerima semua
dokumen yang diperlukan dari bagian Accounting, transporter menandatangani dan
menunjukkan SA ke bagian Gudang. Setelah diperiksa dan ditandatangani oleh
pemeriksa, SA dikembalikan kepada transporter beserta DO. Pada saat mendekati
tanggal jatuh tempo, bagian Finance melakukan pemberitahuan atas piutang yang
akan jatuh tempo kepada pelanggan. Pelunasan kredit dilakukan oleh pelanggan
dengan mentransfer sejumlah uang ke rekening perusahaan atau menggunakan
Giro/Cek, kemudian mengirimkan bukti transfer (melalui fax) kepada bagian
Finance. Treasurer dari bagian Finance mencatat pembayaran yang diterima hari
itu dan memberikannya kepada bagian Accounting untuk update piutang. Untuk
lebih jelasnya proses bisnis tersebut dapat dilihat pada gambar 2.
USER REQUIREMENT
Sistem
yang akan dikembangkan harus dapat mendukung tugas-tugas dan
tanggung jawab yang ditangani oleh bagian Sales Administration,
Finance, Gudang, Accounting. Berikut (lihat Gamabr 1) adalah
tugas-tugas utama dalam aplikasi domainsistem: penerimaan pesanan, pengeluaran
barang, pembuatan faktur, pencatatan bukti kas masuk, pencetakan
laporan penjualan, pencetakan laporan piutang, pencetakan analisis
umur piutang, pencetakan laporan penerimaan kas.
Gambar
1. Use Case Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Piutang PT. Maju Bersama
MODEL SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG PT. MAJU BERSAMA.
Gambar
1 menunjukkan class diagram lengkap dari sistem informasi akuntansi penjualan
dan piutang PT. Maju Bersama. Hubungan antara class Sales Administration dengan
Sales Order, Sales Order dengan Pelanggan, dan Order Item dengan Barang terjadi
ketika Pelanggan melakukan pemesanan kepada perusahaan. Hubungan antara class
Finance dengan Delivery Order, kemudian Delivery Order dengan Sales Order
terjadi pada saat finance meminta bagian gudang untuk mengeluarkan barang dari
gudang.
Hubungan Akuntansi dengan
Faktur terjadi pada saat menerbitkan faktur untuk menandakan adanya piutang
yang terjadi. Hubungan antara class Finance dengan pembayaran, kemudian
Pembayaran dengan Faktur terjadi pada saat pelanggan melakukan pelunasan
piutang kepada perusahaan.
Gambar
2. Rich
Picture Sistem
Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Piutang Usaha
Gambar 3. Class Diagram Sistem
Informasi Akuntansi penjualan dan Piutang PT. Maju Bersama
SIMPULAN
Berdasarkan hasil
analisis sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan piutang
usaha pada PT. Maju Bersama, maka dapat ditarik simpulan:
a.
Berdasarkan
hasil analisis, dapat dikatakan bahwa perusahaan belum memiliki
pembagian tugas yang jelas antara bagian Sales Administration
dan bagian Finance di mana Delivery Order tidak dibuat oleh bagian
Sales Administration sebagaimana mestinya, melainkan
dibuat oleh bagian Finance. Selain itu, perusahaan belum mempunyai
bagian yang mengontrol umur piutang serta perusahaan tidak menetapkan
limit kredit bagi pelanggan yang ingin memesan sehingga pesanan
tidak dibatasi dan akhirnya menyebabkan adanya arus kasoperasional
tidak bagus.
b.
Berdasarkan
hasil perancangan, dapat disimpulkan bahwa melalui laporan yang dihasilkan
langsung dari sistem, PT. Maju Bersama dapat mengetahui informasi penjualan
melalui laporan penjualan berdasarkan barang, laporan penjualan berdasarkan
pelanggan, informasi piutang yang harus ditagih melalui laporan piutang per
pelanggan, laporan piutang semua pelanggan, informasi kelayakan pelanggan
dengan melakukan analisis umur piutang, dan melihat saldo kredit yang ada
sehingga perusahaan dapat membatasi pemesanan pelanggan. Selain itu, laporan
yang ada dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan penjualan dan
pemberian kredit
PUSTAKA
- Bennett S., McRobb S., & Farmer R.
(2002). Object- Oriented Systems Analysis and Design using UML (2nd ed). McGraw
Hill, United Kingdom.
- Boockholdt, J.L. (1999). Accounting
Information Systems (5th ed). Mc Graw-Hill, Singapore. Horngren, C.T.,
Harrison, W.T., Bamber, L.S. (2002). Accounting. (5th ed). Prentice-Hall, New
Jersey.
- Ikatan Akuntan Indonesia (2004). Standar Akuntansi
Keuangan per 1 Juni 2004. Salemba Empat, Jakarta.
- Mathiassen, L., Munk-Madsen, A., Nielsen,
P.A., Stage, J. (2000). Object Oriented Analysis and Design. Marko Publishing
Aps., Denmark.
- Romney, Marshall B. & Steinbart, P. J.
(2003). Accounting Information Systems (9th ed). Prentice Hall, New Jersey.
- Weston, J.F., Brigham, E.F., alih bahasa
Sirait, A. (1998). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 1 (edisi 9). Erlangga,
Jakarta.
- Wilkinson, J.W., Cerullo, M.J., Raval, V.,
Wong-On-Wing, B. (2000). Accounting Information Systems (4th ed). John Wiley
& Sons, USA.
contoh
jurnal akuntansi
ANALISIS
PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM
TERHADAP
SIKAP KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI
DALAM
PERUBAHAN ORGANISASI
(Studi
Kasus pada Bank Umum Non Syariah di Wilayah Eks Karesidenan Banyumas Jawa
Tengah)
Sari
Suasana Dewi
Fakultas
Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman
Icuk
Rangga Bawono
Fakultas
Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman
E-mail: cukycute@yahoo.com
Abstract
The recent cases in accounting practice in bussiness area (Enron,
WorldCom and Global Crossing) be the attention of this study. Work ethics being
something important for repairing this
bad condition. Accounting agents
need a change to reach a fair accounting
practice. This study investigated Islamic work
ethics influences to accounting department worker’s attitudes towards
organizational change. The different character and result from previous
research be a motivation for this study.
The study uses a sample of 31 accounting department workers from 8
non- shariah banking institutions in Ex Banyumas Resident Central Java
(Purwokerto, Cilacap, Banjarnegara and Purbalingga). Data
has been collected using instrument of Ali (1988) modified by
Tasmara (2000) for Islamic work ethic and Dunham et.al. (1989)
for attitudes toward organizational change. Structural
Equation Modelling on PLS (Partial Least Square)
based is employed to test the proposed hypotheses.
This study hypothesizes that Islamic work ethic influences significantly
both dimension of accounting department worker attitudes toward organizational
change (cognitive, affective and behavioral tendency). The result of this study
indicate that Islamic work ethic significantly and positively influences various
dimensions of attitudes toward organizational change with coefficient
determination (R-Square) point for each dimension are :
0,332; 0,382 and 0,183. Implications, limitations and lines of future research
are discussed.
Keywords: etika
kerja islam, perubahan organisasi, eks karesidenan Banyumas
PENDAHULUAN
Kasus runtuhnya sejumlah per
usahaan di AS (Enron, Worldcom dan
Global Crossing), menunjukkan bahwa
sehebat apapun strategi bisnis, tidak akan
berguna bila tidak dilandasi nilai spiritual
yang kokoh. Kasus manipulasi akuntansi
terbesar dalam sejarah bisnis Amerika
Serikat tersebut menunjukkan bahwa
semakin tingginya kompleksitas bisnis,
semakin canggihnya peralatan manajemen
dan semakin majunya perangkat regulasi
ternyata tidak menjadikan praktik bisnis
menjadi semakin dewasa dan beradab
(Sula, 2006).
Adanya perkembangan dunia yang
semakin kompleks, menuntut disiplin
akuntansi untuk berperan nyata dalam
proses sosial, ekonomi, politik, masyarakat
dan lingkungannya. Akuntansi tidak lagi
mengandalkan ruang lingkup proses pencatatan secara teknis belaka, namun
lebih pada hakekat disiplin akuntansi
kedalam konteks sosial, ekonomi dan
politik yang lebih luas. Akuntansi mulai
dipandang sebagai suatu entitas yang terus
berubah, tidak lagi dipandang sebagai
produk masyarakat yang statis atau sudah
selesai (final product), tapi sebagai sesuatu
yang mengalami perubahan terus-menerus
(Hopwood, 1990; Morgan, 1988; Miller
dan Napier, 1993) tergantung pada
lingkungannya (Triyuwono, 2000).
Adanya perubahan melalui arahan
dan pengaruh dari lingkungan operasi pada
akuntansi akan berpengaruh pula pada
sumber daya manusia yang ada. Dalam
sebuah organisasi, pihak yang bertanggung
jawab untuk mengelola kegiatan
perubahan adalah agen perubahan, dimana
agen perubahan tersebut dapat berupa
manajer atau bukan manajer, karyawan atau
konsultan luar. Perhatian yang diberikan pada
tingkat mikro (individu) menurut Francis
(1990) dianggap sebagai suatu aspek yang
krusial. Hal ini menyebabkan perlunya
perhatian pada faktor–faktor yang
mempengaruhi sikap individu terhadap
perubahan (individuals attitudes toward
changes). Menurut Yousef (2000), salah
satu faktor yang dianggap berpengaruh
terhadap sikap individu pada perubahan
adalah etika kerja (dalam hal ini etika kerja
Islam). Penelitian mengenai hubungan
tersebut selain dilakukan oleh Yousef
(2000), juga dilakukan oleh Fitria (2003)
yang menguji hubungan etika kerja Islam
dengan sikap akuntan pada perubahan dengan komitmen organisasi sebagai
variabel intervening.
Dalam
beberapa penelitian di Negara barat mengenai etika kerja,
Yousef (2000)
mengungkapkan bahwa mereka yang mendukung etika kerja Islam lebih berkomitmen terhadap organisasinya dan
selanjutnya lebih mungkin menerima
perubahan selama tidak berpotensi mengubah nilai dasar dan tujuan (goals)
organisasi dan dianggap bermanfaat bagi organisasi.
Etika kerja Islam yang bersumber dari syariah memandang bekerja sebagai ibadah. Ali dalam Fitria (2003) menegaskan bahwa nilai kerja dalam etika kerja Islam lebih bersumber dari niat (accom- paying intentions) daripada hasil kerja (result
of work). Nasr dalam Yousef (2000) menegaskan bahwa etika
kerja Islam patut mendapat penyelidikan
yang serius karena
merupakan hal yang ideal dimana Muslim mencoba
untuk mewujudkan.
penelitian Fitria (2003), Pengaruh Etika
Kerja Islam terhadap Sikap Akuntan dalam
Perubahan Organisasi dengan Komitmen Organisasi sebagai variabel Intervening.
Penelitian tersebut menggunakan sampel
295 akuntan dari organisasi
berbasis Islamdi Indonesia. Hasil perhitungan analisis SEM
(Structural Equation Models) mengindikasikan bahwa Etika
Kerja Islam mempengaruhi secara langsung dengan cognitive, affective
dan behavioral tendency.
Sesuai dengan rekomendasi penelitian
sebelumnya, pada penelitian ini,
organisasi yang dipilih adalah organisasi
non syariah. Pertimbangan krusialnya peranan Bank yang menangani masalah keuangan, menjadi latar belakang peneliti
untuk memilih Bank Umum non syariah diwilayah kerja Bank Indonesia Purwokerto (Eks Karesidenan Banyumas)sebagai
tempat penelitian.
KAJIAN
TEORI DAN
PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
Etika
Terdapat dua sistem dalam etika arus utama yaitu utilitarianisme (utili-
tarianism) yang digunakan akuntansi mainstream untuk merumuskan konsep dan
melakukan kajian, serta deontologisme yang digunakan dalam penetapan kode etik
profesional.
Sistem utilitarianisme menilai tindakan, apakah secara moral benar atau salah, berdasarkan konsekuensi tindakan (tindakan secara moral benar bila dapatmemaksimalkan kenikmatan). Deontologisme, membenarkan tindakan ber-
dasarkan sifat–sifat tindakan (tugas, peraturan, prinsip) Mackie, (dalam
Triyuwono,
2000).
Etika alternatif yang diajukan berdasarkan pada nilai–nilai transedental
iman dan pengetahuan yaitu Syari’ah. Hal
ini telah coba ditelaah oleh beberapa peneliti Gambling dan Karim, (1991); Hamid et
al., (1993); Baydoun dan Willet,
(1994); Bin Ashari dan Bin Mohammed, (1989); Alam, (1991) (dalam Triyuwono, 2000). Yang membedakan etika kerja berdasarkan syari’ah
dengan etika lainnya adalah berkaitan dengan niat, cara meraih tujuannya (Tasmara, 2002) serta sumber penentuan
nilai. Etika kerja Islam mengandung dua dimensi yaitu dimensi ukhrawi dan duniawi.
Dalam
dimensi ukhrawi, Syari’ah menekankan pentingnya niat, yaitu
semata–mata untuk mendapatkan keutamaan dari Tuhan. Bekerja yang
didasarkan pada prinsip Syari’ah, bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim
melainkan sekaligus meninggikanmartabatnya sebagai hamba Allah yang dapat dipercaya. Dalam dimensi duniawi,
Syari’ah mengajarkan konsep ihsan untuk selalu menyempurnakan pekerjaan dan itqon yang berarti proses belajar yang sangat bersungguh–sungguh, akurat dan sempurna
(Q.S. 27:88). Etika
kerja Islam sendiri mempunyai wilayah interpretasi yang sangat luas. Karena menyangkut cara berpikir dan bertindak seorang muslim secara menyeluruh.
Etika kerja yang didefinisikan oleh beberapa ulama dan peneliti adalah bagian dari poin utama etika kerja Islam selain definisi lain yang lebih
luas.
Sikap
dalam Perubahan Organisasi
Robbins (1996) mengungkapkan bahwa perubahan
adalah membuat sesuatumenjadi lain. Perubahan adalah hal yang
pasti didunia. Ada dua perubahan yang
terjadi, yaitu yang terjadi begitu saja dan perubahan yang terencana (planned
changes). Perubahan terencana adalah perubahan
yang bersifat proaktif, bertujuan
dan
berorientasi sasaran. Tujuannya adalah mengupayakan perbaikan kemampuan
organisasi menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan perubahan perilaku
karyawan. Penolakan
terhadap perubahan dapat merupakan sumber konflik fungsional.
Misalnya, penolakan terhadap rencana reorganisasi atau perbaikan lini produkdapat merangsang debat yang sehat mengenai faedah gagasan itu dan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Tetapi ada kelemahan karena adanya keengganan terhadap perubahan. Keeng ganan itu merintangi penyesuaian dan kemajuan. Sumber penolakan perusahaan yang bersifat individual terletak pada karakteristik manusiawi dasar. Misalnya:persepsi,
kepribadian dan kebutuhan. Pada tingkat mikro (organisasi), akuntansi juga mengalami perubahan melalui arahan dan pengaruh dari lingkungan organisasi seperti pembaruan dan perbaikan organisasi,
tugas keorganisasian, strategi, struktur, pendekatan terhadap kerja, teknologi dan praktik yang terfragmentasi serta konflik sosial dalam organisasi
Hopwood, (dalam Triyuwono, 2000).
Menurut Siegel (1989) ada tigakomponen
sikap yaitu:
1.
Komponen cognitive
Komponen cognitive berasal dari ide, persepsi dan kepercayaan yang dimiliki seseorang mengenai obyek yang disikapi.
2.
Komponen affective
Komponen affective yaitu tentang perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
3.
Komponen behavioral
Komponen behavioral yaitu bagaimana seseorang bereaksi pada sesuatu.
Para ahli Psikologi Sosial banyak yang beranggapan bahwa
ketiga komponen sikap
tersebut adalah selaras dan konsisten, dikarenakan apabila dihadapkan dengan satu objek sikap yang sama, maka ketiga komponen ini harus mempolakan arah sikap yang seragam (Azwar, 2003). Namun dalam praktiknya ada kemung kinan
ketiga komponen ini tidak konsisten satu sama lain.
Etika Kerja Islam dan Sikap dalam
Perubahan
Organisasi
Isu tentang etika yang dihubungkan dengan akuntansi pada dekade 1990-andiantaranya penelitian Francis (1990), Alam (1991), Gambling dan Karim JURNAL PENELITIAN AKUNTANSI
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT UKUR KINERJA
KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PADA PT. UNILEVER
INDONESIA, TBK
ABSTRAK
EVA merupakan alat pengukuran kinerja
perusahaan untuk menilai tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan dari sisi
kepentingan dan harapan penyandang dana (kreditur dan pemegang saham).
Perusahaan yang meraih laba secara akuntansi belum tentu memberikan keuntungan
bagi pemiliknya atau para pemegang saham. Pengukur kinerja
EVA muncul sebagai antisipasi kelemahan pengukur kinerja akuntansi tradisional
yang hanya mendasarkan pada laba akuntansi (accounting
income) dan tidak memasukkan
biaya modal atas ekuitas. Pengukur kinerja EVA memasukkan unsur biaya hutang (cost
of debt) dan biaya modal atas ekuitas (cost of equity) sehingga terfokus
pada penciptaan keuntungan riil bagi pemegang saham. Tujuan dari penulisan ilmiah ini
adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan pada
PT. Unilever Indonesia, Tbk. Data yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data
laporan keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk
periode Tahun 2007-2011 yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan. Berdasarkan
hasil perhitungan dan analisa terhadap data-data keuangan yang didapat dari PT.
Unilever Indonesia, Tbk selama periode 2007-2011, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan perusahaan tersebut berdasarkan metode EVA selama 5 (lima) tahun
terakhir cukup baik, dan perusahaan konsisten mampu menghasikan dan
meningkatkan nilai tambah ekonomis setiap tahunnya.
Kata Kunci : Analisis Laporan Keuangan Metode EVA
LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi yang semakin
berkembang sekarang ini banyak tumbuh beragam perusahaan baru yang
bergerak diberbagai macam sektor, yang mengakibatkan semakin ketatnya
persaingan dalam dunia usaha. Manajemen
perusahaan harus mampu bersaing dan menunjukkan kemampuan kinerja yang baik,
agar dapat menarik para investor
untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan. Salah satu alat pengukur kinerja
perusahaan adalah dengan menggunakan Economic
Value Added (EVA).
Economic Value Added (EVA) adalah alat ukur prestasi keuangan berdasarkan nilai (value) untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan memperhitungkan biaya modal atas ekuitas. Maka dalam penulisan ilmiah ini penulis mengambil judul:
“ANALISISLAPORAN KEUANGAN SEBAGAI
SALAH SATU ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE
ADDED PADA PT. UNILEVER INDONESIA, TBK.”
TINJAUAN PUSTAKA
“Kinerja adalah hasil pemanfaatan secara baik
atas sumber daya yang ada dan sekaligus mencerminkan seberapa jauh suatu
keberhasilan tercapai”. Mankupawira (2002;226). Menurut Prabumankunegara, 2002
“Kinerja adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh
seorang pegawai atau perusahaan dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab
yang diberikan kepadanya”. Sedangkan menurut Whitmore, 2002 “Kinerja adalah
pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu
perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”.
“Laporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data
keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”.
Hery (2009;2). Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi antara lain,
Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal (Ekuitas), dan Laporan Arus Kas. Semua laporan
tersebut bertujuan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan kinerja
perusahaan kepada para pemegang saham (stakeholder).
Analisis laporan Keuangan adalah metode atau
teknik analisis atas laporan keuangan yang berfungsi untuk mengkonversikan data
yang berasal dari laporan keuangan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi
yang lebih berguna, lebih mendalam, dan lebih tajam dengan teknik tertentu.
“Pengertian EVA adalah suatu system manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahan mampu memenuhi semua
biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).” Tunggal
(2001:1). Sedangkan menurut Young &O’Byrne, 2001 Pengertian EVA adalah
tolak ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas
modal perusahaan dengan biaya modal”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa EVA merupakan jumlah uang yang diciptakan oleh perusahaan
dengan mengurangkan beban modal dari NOPAT yang menggambarkan pengembalian atas
modal yang dikeluarkan untuk investasi oleh perusahaan.
METODE PENELITIAN
Konsep dalam penelitian ini adalah berkaitan
dengan pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan metode Economic Value
Added pada “PT. Unilever Indonesia).
Metode pengumpulan data dilakukan dengan
penelitian arsip atau studi pustaka yang menggunakan data sekunder yang
berkaitan dengan Economic Value Added (EVA). Pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh atau mendownoad laporan keuangan PT. Unilever
Indonesia, Tbk, beserta informasi lainnya yang dibutuhkan penulis yang diambil
dari internet dari situs www.idx.co.id danwww.unilever.co.id .
Alat Analisis yang Digunakan
Economic Value Added (EVA) atau nilai tambah
ekonomis digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan. Kinerja merupakan
indikator perusahaan yang dapat menilai baik atau buruknya keadaan sebuah
perusahaan serta menilai prestasi yang telah dicapai suatu perusahaan.
Tolak ukur yang digunakan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan dengan metode EVA tentang ada atau tidaknya proses
nilai tambah adalah sebagai berikut:
a. Jika EVA > 0 atau positif, maka telah terjadi nilai
tambah pada perusahaan yang dinilai dengan kata lain memiliki nilai ekonomis.
b. Jika EVA < 0 atau negatif, maka tidak terjadi proses
nilai tambah pada perusahaan atau dapat dikatakan bahwa semua laba digunakan
untuk membayar kewajiban kepada kreditur dan pemegang saham.
PEMBAHASAN
NOPAT
NOPAT adalah sejumlah laba perusahaan yang
akan dihasilkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki utang dan tidak
memiliki asset financial. NOPAT dapat diperoleh dengan menjumlahkan laba bersih
setelah pajak dengan beban bunga.
NOPAT = Laba bersih setelah pajak + beban bunga
Tahun 2007 = Rp 1.964.652 + Rp 0
= Rp 1.964.652
Tahun 2008 = Rp 2.407.231 + Rp 0
= Rp 2.407.231
Tahun 2009 = Rp 3.044.107 + Rp 9.658
= Rp 3.053.765
Tahun 2010 = Rp 3.386.970 + Rp 29.927
= Rp 3.416.897
Tahun 2011 = Rp 4.163.369 + Rp 26.500
= Rp 4.189.869
WCR (Working
Capital Requirement)
WCR (Working Capital Requirement)
merupakan selisih antara current
assets dan current liabilities, selisih
ini bisa positif ataupun negative. WCR (Working Capital Requirement)
diperoleh dengan cara piutang usaha ditambah dengan piutang lain-lain ditambah
dengan persediaan dikurangi dengan hutang jangka pendek.
WCR = (Piutang usaha +
piutang lain-lain + persediaan) – hutang
jangka Pendek
Tahun 2007 = (Rp 733.359 + Rp 37.815 +
Rp 857.463) – Rp 2.428.128
= Rp -799.491
Tahun 2008 =
(Rp 955.775 + Rp 38.148 + Rp 1.284.659) – Rp 3.091.111
= Rp -812.529
Tahun 2009 =
(Rp 1.257.921 + Rp 90.252 + Rp 1.340.036) – Rp 3.589.188
= Rp -900.979
Tahun 2010 =
(Rp 1.567.538 + Rp 185.095 + Rp 1.574.060) – Rp 4.402.940
= Rp -1.076.247
Tahun 2011
= (Rp 2.076.083 + Rp 112.197 + Rp 1.812.821) – Rp 6.474.594
= Rp -2.473.493
Invested Capital
Invested Capital merupakan jumlah modal perusahaan yang
dilakukan untuk investasi, dimana sumber dana dari investasi berasal dari
hutang jangka panjang dan ekuitas. Invested
Capital diperoleh dari
penjumlahan kas, WCR, dan aktiva tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
Invested Capital = Kas + WCR + aktiva tetap setelah dikurangi
akumulasi
Penyusutan
Tahun 2007 = Rp 884.910 - Rp 799.491 + Rp 2.199.810
= Rp 2.285.229
Tahun 2008 = Rp 722.347 - Rp 812.529 + Rp 2.559.875
= Rp 2.469.693
Tahun 2009 = Rp 858.322 - Rp 900.979 + Rp 3.035.915
= Rp 2.993.258
Tahun 2010 = Rp 317.759 - Rp 1.076.247 + Rp 4.148.778
= Rp 3.390.290
Tahun 2011 = Rp 336.143 - Rp 2.473.493 + Rp 5.314.311
= Rp 3.176.961
WACC (Weight Average Cost Capital)
WACC (Weight Average Cost Capital)
adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing-masing dikalikan dengan persentase
ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan
.
RUMUS
: WACC
= {Dx rd(1-tax)}
+ (E x r E)
D =
Tingkat Modal Dari Hutang
rd = Biaya Hutang
E
= Tingkat
Modal Dari Ekuitas
r E = Biaya Ekuitas
tax = persentase pajak
Tahun 2007
= {49.49% x 0%(1-30.46%)} + (50.51% x 0.39%)
= 0.20 %
Tahun 2008
= {52.24% x 0%(1-30.06%) + (47.76% x 0.32%)
= 0.15 %
Tahun 2009
= {50.45% x
0.26%(1-28.37%) + (49.55% x 0.25%)
= 0.22 %
Tahun 2010
= {53.47% x
0.64%(1-25.43%) + (46.53% x 0.23%)
= 0.36 %
Tahun 2011
= {64.88% X 0.39%(1-25.30%) + (35.12% X 0.18%)
= 0.25 %
Capital Charges
Capital Charges menunjukkan seberapa besar modal yang telah
disuntikkan kreditur dan pemegang saham.
Capital Charges : WACC x Invested Capital
Tahun 2007
= 0.20% x 2.285.229
= Rp 4.570,458
Tahun 2008
= 0.15% x 2.469.693
= Rp 3.704,5395
Tahun 2009
= 0.22% x 2.993.258
= Rp 6.585,1676
Tahun
2010
= 0.36% x 3.390.290
= Rp 12.205,044
Tahun 2011
= 0.25% x 3.176.961
= Rp 7.942,4025
EVA (Economic Value Added)
EVA (Economic Value Added) merupakan
jumlah uang yang diciptakan perusahaan dengan mengurangkan beban modal dari
NOPAT yang menggambarkan pengembalian atas modal yang dikeluarkan untuk modal
investasi perusahaan.
RUMUS : EVA = NOPAT – Capital Charges
Tahun
2007
= Rp 1.964.652 – Rp 4.570,458
= Rp 1.960.081,542
Tahun
2008
= Rp 2.407.231 – Rp 3.704,5395
= Rp 2.403.526,461
Tahun
2009
= Rp 3.053.765– Rp 6.585,1676
= Rp 3.047.179,832
Tahun
2010
= Rp 3.416.897 – Rp 12.205,044
= Rp 3.404.691,956
Tahun
2011
= Rp 4.189.869 – Rp 7.942,4025
= Rp 4.181.962,598
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis selama periode
2007-2011 dengan menggunakan metode EVA pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, bahwa
perusahaan telah menciptakan nilai EVA yang positif yang artinya perusahaan
menghasilkan nilai tambah ekonomis, selain menambah keuntungan perusahaan juga
memberikan profit bagi para pemegang saham dan laba yang di dapat sudah
memenuhi harapan penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham.
Berdasarkan hal ini manajemen perusahaan dapat meyakinkan para investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan tersebut pada periode selanjutnya.
Saran
Agar
kinerja perusahaan dapat dikatakan baik, maka perusahaan tersebut harus dapat
meningkatkan nilai EVA tiap tahunnya. Hal ini dapat tercapai apabila perusahaan
dapat meningkatkan nilai NOPAT
dan menurunkan nilai Capital
Charges
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting.
Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.
Hery. 2009. Akuntansi Keuangan
Menengah 1. Jakarta: Bumi Aksara.
Sadeli, Lili M. 2009. Dasar-Dasar Akuntansi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Memahami Economic Value Added
(EVA). Jakarta: Harvarindo.
Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Pengantar Konsep
EVA dan VBM. Jakarta: Harvindo.
Wibowo, Luki Bani. 2005. Pengaruh Economic Value Added dan
Profitabilitas Perusahaan Terhadap
Return Pemegang Saham.Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Young, S. David dan O’ Byrne
Stephen. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai Panduan Praktis untuk
Implementasi. Jakarta:Salemba Empat.
(1991), Chua dan Degeling (1993), Scheweiker (1993) yang menekankan pentingnya penerapan etika pada praktik akuntansi (Triyuwono, 2000). Francis (1990) menganggap aspek individu sebagai
aspek yang krusial sehingga menganggap pentingnya peran akuntan sebagai agen moral dalam wacana etika dan praktik akuntansi.
Yousef (2000) mengemukakan sejumlah peneliti (seperti Williams and White, (1978); Walton, (1978); Kelman dan Warwick, (1978) telah menemukan isu–isu etika terlibat dalam perubahan organisasi terencana (planned organiza- tional change). Dari hasil analisis jalur, Yousef (2000) menemukan bahwa etika kerja Islam secara langsung dan positif mempengaruhi dimensi
cognitive, affective dan behavioral. Penelitian ini dilakukanpada 50 organisasi dengan ukuran, aktivitas dan
kepemilikan yang berbeda di 5 distrik di Arab Saudi (United Arab Emirates).
Penelitian mengenai etika kerja Islam
yang menjadi acuan dalam penelitian
ini adalah penelitian Fitria (2003) dalam tesisnya yang berjudul “Pengaruh Etika
Kerja
Islam terhadap Sikap Akuntan dalam Perubahan Organisasi dengan Komitmen
Organisasi sebagai variabel Intervening”.
Penelitian tersebut dianalisis dengan
Structural Equation Models (SEM) dan sampel yang digunakan sebesar 295 akuntan
internal dalam organisasi berbasis Islam di Indonesia. Hasil penelitian konsisten
dengan penelitianYourself (2000) bahwa etika kerja Islam secara langsung dan positif mempengaruhi dimensicognitive,
affective dan behavioral.
Dari
latar belakang tersebut, peneliti mengajukan hipotesis mengenai hubungan
etika kerja Islam dan sikap dalam perubahan dengan rumusan sebagai
berikut:
H1: Etika kerja Islam berpengaruh signifikan terhadap dimensi Cognitive
sikap karyawan bagian akuntansi dalam
perubahan organisasi
H2: Etika kerja Islam berpengaruh signifikan
terhadap dimensi Affective
sikap karyawan bagian akuntansi dalam
perubahan organisasi
H3: Etika kerja Islam berpengaruh signifikan terhadap dimensi Behavioral
tendency sikap karyawan bagian akuntansi dalam perubahan organisasi
METODE
PENELITIAN Sampel
Populasi penelitian ini adalah karyawan
bagian akuntansi Bank Umum di wilayah Eks Karesidenan Banyumas (Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara). Penelitian ini
peneliti tidak dapat mengetahui secara pasti jumlah populasi yang akan diteliti, maka untuk kepentingan analisis statistik, peneliti menggunakan multistage purposivesampling untuk menentukan sampel (Singarimbun, 1987). Pengambilan sampel ini dilakukan melalui dua tahapan. Tahap pertama adalah memilih bank yang akan dijadikan
sampel, yaitu bank yang bersedia memberikan izin melakukan survei pada karyawannya. Pada tahap ini ada 8 Bank umum yang bersedia memberikan izin survei.
Tahap kedua adalah untuk memilih responden yaitu karyawan bagian akuntansi pada masing–masing bank yang
menjadi sampel. Kriteria yang digunakan yaitu karyawan bagian akuntansi yang beragama Islam, dengan pertimbangan bahwa seorang muslim diharapkan lebihmemahami ajaran agamanya dan mempraktikkannya dalam lingkungan kerja. Untuk setiap bank yang terseleksi, jumlah respondennya disesuaikan dengan jumlah karyawan (pada bank tersebut) yang
memenuhi kriteria.
Berdasarkan 31 kuisioner yang disebarkan pada 8 bank yang bersedia menjadi tempat penelitian, seluruhnya kembali kepada peneliti. Jumlah ini melebihi persyaratan sampel minimal 30 buah subyek untuk penelitian
korelasional (Gay, 1996 dalam Umar, 2001). Sampel karyawan bagian akuntansi dipilih karena merupakan bagian
yang bertanggungjawab untuk penyelenggaraan kegiatan akuntansi di
Bank Umum.
Pengumpulan
data
Pengumpulan data dilakukan sejak Januari – Maret 2007. Kuisioner diberikankepada kepala bagian akuntansi atau yang berwenang di 8 (delapan) bank umum yang menjadi sampel serta harus diisi secara langsung oleh karyawan bagian akuntansi
pada organisasi tersebut.
Pengukuran
Variabel
Variabel etika kerja Islam diadopsi dari penelitian Ali (1988) dalam Fitria
(2003) yang terdiri dari 13 item pertanyaan dan telah dimodifikasi dengan 7
item dari kuisoner Tasmara (2002). Sikap terhadap perubahan organisasi diukur dengan menggunakan instrumen Dunham et al. (1989) dalam
penelitian Fitria (2003) yang terdiri dari 18 item pertanyaan, yang meliputi perubahan–perubahan dalam
organisasi baik yang berasal dari luar ataupun dalam. Instrumen ini terdiri dari
tiga
sub skala yaitu cognitive, affective dan behavioral tendency. Masing–masing sub skala tersebut terdiri dari 6 item pertanyaan. Instrumen ini menggunakan
skala
likert 5 poin.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Uji
Pendahuluan
a.
Uji Validitas
Validitas data
menurut Ghozali (2005) mempunyai arti sejauh mana pertanyaan pada kuisoner mengung- kapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuisoner tersebut. Uji validitas dianalisis menggunakan statistik Korelasi Product Moment. Dengan degree of freedom (df) = (n-2) dan a = 0,05 maka jika nilai r
tabel < r hi
t un g , berarti item pertanyaan tersebut valid. Lebih jelas hasil perhitungan validitas untuk masing – masing variabel dipaparkan sebagai
berikut:
0 Response to "Contoh Jurnal Skripsi "
Post a Comment