Contoh Jurnal Skripsi



Contoh Jurnal Skripsi (Analisis Perancangan Sistem Informasi Akuntansi)
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PT. MAJU
BERSAMA (STUDI KASUS: PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA)

Suparto Darudiato
Jurusan Sistem Informasi, Fakulktas Komputer, Universitas Bina Nusantara
Jln. KH. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah, Jakarta Barat 11480c c
Telp. : 021-5345830; Fax. : 021-5300244
e-mail: supartod@binus.ac.id supartod@yahoo.com

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelemahan dan kebutuhan sistem informasi akuntansi penjualan dan piutang usaha PT. Maju Bersama untuk diberikan usulan perbaikan berupa rancangan sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahan. Sistem informasi akuntansi (SIA) penjualan dan piutang yang diusulkan membahas analisis umur piutang, kelayakan pemesanan pelanggan berdasarkan saldo kredit, penentuan limit kresit dan mempermudah penyajian laporan yang dibutuhkan dalam mempercepat pengambilan keputusan. Penelitian dilakukan dengan cara studi lapangan berupa investigasi karyawan serta analisis proses bisnis dan dokumen perusahaan terkait. Sedangkan analisis dan perancangan sistem informasi dilakukan dengan pendekatan berorientasi objek di mana semuanya digambarkan dengan notasi

UML. Kata kunci: Analisis, perancangan, sistem informasi, penjualan, piutang.

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi saat ini merupakan pemicu perusahaan untuk menggali potensi yang
dimiliki perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan performance perusahaan. Berbagai peluang yang ditemukan di pasaran, sangatlah berguna untuk diubah menjadi potensi-potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Meskipun pemanfaatan peluang terlihat sebagai suatu hal yang sederhana, namun jika tidak
dilakukan dengan kecepatan dan ketepatan perhitungan bisnis yang benar, sebaik apapun peluang yang dimiliki tidak akan mampu dimanfaatkan. Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang terstruktur dalam unit usaha bisnis untuk membantu pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dimulai dari sudut pandang akuntansi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, membantu manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan, dan juga untuk
memenuhi pelaksanaan kebijakan pemerintah dalam perusahaan.
Aktivitas penjualan merupakan salah satu tujuan utama perusahaan setelah memproduksi barang-barangnya. Untuk itu, setiap perusahaan harus mampu mengawasi pelaksanaan penjualan dalam perusahaan itu dengan baik sehingga dari kegiatan penjualan yang terkendali itu, perusahaan dapat memaksimalkan keuntungannya. Selain memiliki sistem penjualan yang baik, perusahaan juga harus memiliki sistem pemberian dan penagihan piutang yang baik karena banyak perusahaan pemakai barang atau jasa membutuhkan waktu dalam melakukan pembayaran pada saat mereka membeli barang atau jasa dalam jumlah dan harga yang tidak sedikit. Piutang merupakan unsur penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Piutang yang terhambat akan mengakibatkan kesulitan bagi perusahaan dalam mengelola atau melaksanakan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari. Hal ini disebabkan kurang adanya daya tunai berupa jumlah aktiva lancar yang tersedia secara cukup untuk menunjang keperluan operasi perusahaan.
PT. Maju Bersama merupakan perusahaan yang berperan sebagai produsen dan distributor Pakaian jadi berbagai merek yang dipasarkan dipasaran lokal dan international. Perusahaan harus senantiasa mewaspadai hal yang dapat mengganggu kelancaran proses penjualan dan piutang usaha seperti terjadinya penumpukkan piutang yang menyebabkan sistem arus kas operasi tidak bagus, keluhan dari pelanggan atas ketidakpuasan layanan yang diberikan perusahaan, serta penurunan penjualan akibat pengambilan keputusan yang terlambat.
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dianalisis sistem berjalan, diidentifikasi kelemahankelemahan dalam sistem berjalan, memberikan rekomendasi perbaikan, dan merancang sebuah sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan piutang yang sesuai dengan kebutuhan perusahan sehingga kegiatan organisasi menjadi lebih baik.

IDENTIFIKASI MASALAH

a.                   Seberapa banyak penumpukan piutang yang tidak tertagih dan belum tertagih?
b.                  Apakah ada prosedure dan kreteria pemberian kredit pada PT. Maju Bersama didalam menjalankan aktifitas penjualan?
c.                   Apakah sering terdapat keluhan dari pelanggan selama melakukan penjualan?
d.                  Apakah penjualan perusahaan semakin meningkat?

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Menurut Wilkinson et al. (2000, p7) Sistem Informasi Akuntansi adalah kesatuan struktur dalam sebuah entitas, seperti perusahaan, yang mempekerjakan sumber-sumber fisik dan komponen-komponen lain untuk mengubah data ekonomi ke dalam informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan informasi dari beragam pemakai. Menurut Horngren et al. (2002, p227) Sistem Informasi Akuntansi adalah kombinasi dari orangorang, catatan-catatan dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh bisnis untuk menyediakan data keuangan.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah perusahaan yang mempekerjakan orang-orang dan menggunakan catatan-catatan, serta prosedurprosedur untuk mengubah data ekononomi menjadi informasi keuangan yang diperlukan pihak internal maupun eksternal. Pihak internal yang menggunakan yaitu manajer, maupun eksternal, yaitu pelanggan, pemasok, pemilik saham, kreditor, satuan buruh, pihak bank, pemerintah, dan para stakeholder lainnya.

Wilkinson et al. (2000, p8) mangatakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi mempunyai tujuan sebagai berikut:
a.                   Untuk mendukung operasi sehari-hari. Transaksi dalam perusahaan merupakan operasi sehari-hari yang dilakukan secara rutin. Adapun transaksi terdiri dari:
·         transaksi akuntansi seperti penjualan biasanya menggunakan Sistem Informasi Akuntansi untuk pemrosesan.
·         transaksi non akuntansi seperti melakukan pemesanan , pada akhirnya akan mengarah kepada transaksi akuntansi. Misalnya jika suatu pesanan telah terpenuhi, dan pengiriman pesanan telah diterima, maka akan dicatat sebagai transaksi akuntansi.
b.                  Untuk menunjang pengambilan keputusan oleh pembuat keputusan internal.
c.                   Untuk memenuhi kewajiban seperti pelaporan finansial kepada parastakeholder.

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA

Menurut Boockholdt (1999, p538) sistem akuntansi penjualan kredit terkomputerisasi dimulai dari pemesanan yang kemudian dientry ke dalam sistem aplikasi. Setelah barang dan jasa dikirim, sistem aplikasi akan mencatat pengiriman. Sistem billing akan membuat permohonan pembayaran. Kemudian sistem aplikasi penerimaan kas mencatat pembayaran yang diterima. Kadang-kadang billing dan aplikasi penerimaan kas disebut accounts receivable system. Menurut Weston dan Brigham (1998, p. 474) kebijakan penjualan kredit mengandung empat unsur:
a.                   Periode kredit, yaitu jangka waktu antara terjadinya penjualan hingga tanggal jatuh tempo pembayaran.
b.                  Diskon yang diberikan untuk mendorong pembayaran yang lebih cepat.\
c.                   Standar kredit, yaitu persyaratan minimum atas kemampuan keuangan dari para pelanggan agar bisa membeli secara kredit.
d.                  Kebijakan mengenai penagihan, yaitu sampai sejauh mana tindakan atau kelonggaran yang diberikan perusahaan atas piutang yang tidak dibayar pada waktunya. Misalnya, surat tagihan bisa dikirimkan kepada setiap pelanggan yang menunggak 10 hari, surat tegoran, yang diikuti pembicaraan lewat telepon, bisa diadakan jika pembayaran belum diterimadalam 30 hari, dan piutang tersebut bisa dialihkan kepada perusahaan penagih (collection agency) setelah 90 hari.

Menurut Horngren et al. (2002, p314) jika perusahaan tidak mampu menagih piutang dari pelanggan sehingga menciptakan beban, maka disebut beban piutang tak tertagih. Ada dua cara untuk mengestimasi piutang tidak tertagih yaitu dengan metode persentase penjualan (pendekatan laporan keuangan) yaitu dengan menghitung beban akun tidak tertagih sebagai persentase dari penjualan kredit bersih. Metode kedua yang terkenal disebut metode analisis umur piutang, di mana piutang pelanggan dianalisis berdasarkan lamanya waktu terutang dari pelanggan.
Menurut Weston dan Brigham (1998, p476, 477) standar kredit mengacu pada layak tidaknya
seorang pelanggan untuk mendapat kredit. Faktorfaktor utama yang dipertimbangkan dalam pemberian kredit tersebut dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya pembayaran yang melampaui jadwal, atau bahkan kemungkinan tidak adanya pembayaran sama sekali. Metode tradisional untuk mengukur kualitas kredit adalah dengan menyelidiki calon pembeli kredit berdasarkan lima faktor yang disebut 5K. Masing-masing dari 5K itu adalah:
a.                   Karakter, sejauh mana pelanggan berusaha memenuhi kewajiban kreditnya.
b.                  Kapasitas, penilaian subjektif mengenai kemampuan pelanggan untuk membayar.
c.                    Kapital, dapat dilihat dari analisis laporan keuangan perusahaan yaitu rasio utang terhadap aktiva, rasio lancar, rasio kemampuan membayar beban bunga.
d.                  Kolateral, setiap aktiva yang ditawarkan pelanggan sebagai jaminan agar memperoleh kredit.
e.                   Kondisi, menurut tren-tren ekonomi nasional dan regional yang bisa mempengaruhi kemampuan pelanggan untuk membayar.

SASARAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA
Sasaran secara umum dari sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan piutang adalah:
a.                   Untuk mencatat pesanan pelanggan secara cepat dan tepat.
b.                  Untuk memverifikasi bahwa pelanggan layak mendapatkan kredit.
c.                   Untuk mengirimkan produk pada tanggal telah disetujui.
d.                  Untuk melakukan penagihan atas produk atau jasa secara tepat pada waktunya dan dengan prosedur yang benar.
e.                   Untuk mencatat dan mengklasfikasikan penerimaan kas secara cepat dan tepat.
f.                    Untuk posting penjualan dan penerimaan kas ke akun pelanggan yang tepat dalam jurnal khusus penjualan dan penerimaan kas.
g.                   Untuk mengamankan produk sampai dikirim.
h.                  Untuk mengamankan kas sampai disetor.

PROSES BISNIS SIA PENJUALAN DAN PIUTANG
Penjualan di PT. Maju Bersama dilakukan secara kredit. Pakaian jadi yang dijual dengan sistem putus dan dalam partai besar. Pelanggan yang ingin memesan barang boleh dilakukan melalui fax, maupun mengirimkan Purchase Order (PO) kebagian penjualan (Sales Administration). Bagian penjualan akan mengentri pesanan ke dalam Sales Order (SO) yang bernomor urut cetak. Saat pesanan dimasukkan, sistem akan mengecek jumlah persediaan dan limit kredit, apabila persediaan tidak mencukupi dan limit kredit terlampaui, maka sistem akan menampilkan kotak dialog dan pesanan akan dibatalkan serta PO akan distemple Batal dan diisi alasan pembatalannya. Jika tidak melebihi limit kredit, maka SO akan dicetak dan diberikan kepada bagian Finance untuk diotorisasi. Berdasarkan SO, bagian Finance akan membuat Delivery Order (DO) lima rangkap. Pada DO, tidak tercantum harga barang dan digunakan sebagai dokumen sumber pengeluaran barang oleh bagian Gudang.
Bagian Gudang membuat Surat Angkut (SA) berdasarkan DO yang diterima dan mencetaknya empat rangkap. Bagian Accounting akan mencocokkan PO dan SO dengan DO dan SA, kemudian membuat Faktur dan Faktur Pajak Standar sebanyak tiga rangkap dan sekaligus mengupdate piutang. Faktur, Faktur Pajak Standar, dan SA akan diberikan kepada transporter dari bagian Ekspedisi. Setelah menerima semua dokumen yang diperlukan dari bagian Accounting, transporter menandatangani dan menunjukkan SA ke bagian Gudang. Setelah diperiksa dan ditandatangani oleh pemeriksa, SA dikembalikan kepada transporter beserta DO. Pada saat mendekati tanggal jatuh tempo, bagian Finance melakukan pemberitahuan atas piutang yang akan jatuh tempo kepada pelanggan. Pelunasan kredit dilakukan oleh pelanggan dengan mentransfer sejumlah uang ke rekening perusahaan atau menggunakan Giro/Cek, kemudian mengirimkan bukti transfer (melalui fax) kepada bagian Finance. Treasurer dari bagian Finance mencatat pembayaran yang diterima hari itu dan memberikannya kepada bagian Accounting untuk update piutang. Untuk lebih jelasnya proses bisnis tersebut dapat dilihat pada gambar 2.

USER REQUIREMENT
Sistem yang akan dikembangkan harus dapat mendukung tugas-tugas dan tanggung jawab yang ditangani oleh bagian Sales Administration, Finance, Gudang, Accounting. Berikut (lihat Gamabr 1) adalah tugas-tugas utama dalam aplikasi domainsistem: penerimaan pesanan, pengeluaran barang, pembuatan faktur, pencatatan bukti kas masuk, pencetakan laporan penjualan, pencetakan laporan piutang, pencetakan analisis umur piutang, pencetakan laporan penerimaan kas.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggKrNnxN1UgJuS1tvm-SqvZITyx8UjdGx3NT4KGHihQ1O6Qs7qOT-WugQgv9DwSSeOjBMAicvWa9lGasy-P6xdN1Hc_rtXt0cZWP9fVKoVaEsf9vwkBe95CwBwNXtD-dZpfpVjacVrSWc/s320/j1.JPG

Gambar 1. Use Case Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Piutang PT. Maju Bersama

MODEL SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG PT. MAJU BERSAMA.
Gambar 1 menunjukkan class diagram lengkap dari sistem informasi akuntansi penjualan dan piutang PT. Maju Bersama. Hubungan antara class Sales Administration dengan Sales Order, Sales Order dengan Pelanggan, dan Order Item dengan Barang terjadi ketika Pelanggan melakukan pemesanan kepada perusahaan. Hubungan antara class Finance dengan Delivery Order, kemudian Delivery Order dengan Sales Order terjadi pada saat finance meminta bagian gudang untuk mengeluarkan barang dari gudang.
Hubungan Akuntansi dengan Faktur terjadi pada saat menerbitkan faktur untuk menandakan adanya piutang yang terjadi. Hubungan antara class Finance dengan pembayaran, kemudian Pembayaran dengan Faktur terjadi pada saat pelanggan melakukan pelunasan piutang kepada perusahaan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSJO6GljPlIQFrCMJNE09mhkigB-Nd52-e2r3bpspcvS_Y-sgnQ5kQAYUqnc0BHQj3JWd9no-E8lj-A9omqrNseJx87bPqXKVKGBK1ry2RG_yeQCWFvXGBkJCcvuBaGVtF2Kz5N9ufuZY/s320/j2.JPG

Gambar 2. Rich Picture Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Piutang Usaha
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXKN62xZOy9gvL-Sr-nkq3w9bmDtascrONsBenVfAZh1aq-CzTiO485N7-CaiVJtGsrAzcc9_Z2cQc3QKqSpu3e3rCThrxqrDMUGUJeojqWfICH7RyD4uRB0uj41Vbsrtx_j-GhBHZkXQ/s320/j3.JPG

Gambar 3. Class Diagram Sistem Informasi Akuntansi penjualan dan Piutang PT. Maju Bersama

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan piutang usaha pada PT. Maju Bersama, maka dapat ditarik simpulan:
a.                   Berdasarkan hasil analisis, dapat dikatakan bahwa perusahaan belum memiliki pembagian tugas yang jelas antara bagian Sales Administration dan bagian Finance di mana Delivery Order tidak dibuat oleh bagian Sales Administration sebagaimana mestinya, melainkan dibuat oleh bagian Finance. Selain itu, perusahaan belum mempunyai bagian yang mengontrol umur piutang serta perusahaan tidak menetapkan limit kredit bagi pelanggan yang ingin memesan sehingga pesanan tidak dibatasi dan akhirnya menyebabkan adanya arus kasoperasional tidak bagus.
b.                  Berdasarkan hasil perancangan, dapat disimpulkan bahwa melalui laporan yang dihasilkan langsung dari sistem, PT. Maju Bersama dapat mengetahui informasi penjualan melalui laporan penjualan berdasarkan barang, laporan penjualan berdasarkan pelanggan, informasi piutang yang harus ditagih melalui laporan piutang per pelanggan, laporan piutang semua pelanggan, informasi kelayakan pelanggan dengan melakukan analisis umur piutang, dan melihat saldo kredit yang ada sehingga perusahaan dapat membatasi pemesanan pelanggan. Selain itu, laporan yang ada dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan penjualan dan pemberian kredit

PUSTAKA
-          Bennett S., McRobb S., & Farmer R. (2002). Object- Oriented Systems Analysis and Design using UML (2nd ed). McGraw Hill, United Kingdom.
-          Boockholdt, J.L. (1999). Accounting Information Systems (5th ed). Mc Graw-Hill, Singapore. Horngren, C.T., Harrison, W.T., Bamber, L.S. (2002). Accounting. (5th ed). Prentice-Hall, New Jersey.
-          Ikatan Akuntan Indonesia (2004). Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juni 2004. Salemba Empat, Jakarta.
-          Mathiassen, L., Munk-Madsen, A., Nielsen, P.A., Stage, J. (2000). Object Oriented Analysis and Design. Marko Publishing Aps., Denmark.
-          Romney, Marshall B. & Steinbart, P. J. (2003). Accounting Information Systems (9th ed). Prentice Hall, New Jersey.
-          Weston, J.F., Brigham, E.F., alih bahasa Sirait, A. (1998). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 1 (edisi 9). Erlangga, Jakarta.

-          Wilkinson, J.W., Cerullo, M.J., Raval, V., Wong-On-Wing, B. (2000). Accounting Information Systems (4th ed). John Wiley & Sons, USA.
Diposkan oleh Dewi Blog di 21.14 

contoh jurnal akuntansi

ANALISIS PENGARUH ETIKA KERJA ISLAM
TERHADAP SIKAP KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI
DALAM PERUBAHAN ORGANISASI
(Studi Kasus pada Bank Umum Non Syariah di Wilayah Eks Karesidenan Banyumas Jawa Tengah)

Sari Suasana Dewi
Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman

Icuk Rangga Bawono
Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman
Abstract
The  recent  cases  in  accounting  practice  in  bussiness  area  (Enron, WorldCom and Global Crossing) be the attention of this study. Work ethics being something important  for repairing  this bad  condition.  Accounting  agents need  a change  to  reach a fair accounting practice. This  study investigated Islamic work ethics  influences  to  accounting  department worker’s  attitudes  towards organizational change. The different character and result from previous research be a motivation for this study.
The  study  uses  a  sample  of  31  accounting  department  workers  from  8 non- shariah  banking  institutions  in  Ex  Banyumas  Resident  Central  Java (Purwokerto, Cilacap, Banjarnegara and Purbalingga).  Data has  been collected using instrument of Ali (1988) modified by Tasmara (2000) for Islamic work ethic and Dunham et.al. (1989) for  attitudes toward  organizational change. Structural Equation Modelling on  PLS (Partial  Least Square) based  is employed to test the proposed hypotheses.
This  study  hypothesizes  that  Islamic  work  ethic  influences  significantly both dimension of accounting department worker attitudes toward organizational change  (cognitive, affective  and  behavioral  tendency).  The  result  of  this  study indicate  that  Islamic  work ethic  significantly  and  positively  influences  various dimensions  of  attitudes  toward organizational  change  with  coefficient determination  (R-Square) point  for each dimension are : 0,332; 0,382 and 0,183. Implications, limitations and lines of future research are discussed.

Keywords: etika kerja islam, perubahan organisasi, eks karesidenan Banyumas

PENDAHULUAN

Kasus  runtuhnya  sejumlah  per usahaan  di  AS  (Enron,  Worldcom  dan Global  Crossing), menunjukkan  bahwa sehebat  apapun  strategi  bisnis,  tidak  akan berguna  bila  tidak dilandasi  nilai  spiritual yang  kokoh.  Kasus  manipulasi  akuntansi terbesar  dalam  sejarah bisnis  Amerika Serikat  tersebut  menunjukkan  bahwa semakin  tingginya  kompleksitas bisnis, semakin  canggihnya  peralatan  manajemen dan  semakin  majunya  perangkat  regulasi ternyata  tidak  menjadikan  praktik  bisnis menjadi  semakin  dewasa  dan  beradab (Sula, 2006).
Adanya  perkembangan  dunia  yang
semakin  kompleks,  menuntut  disiplin
akuntansi  untuk  berperan  nyata  dalam proses sosial, ekonomi, politik, masyarakat dan lingkungannya.  Akuntansi  tidak  lagi mengandalkan  ruang  lingkup  proses pencatatan  secara teknis  belaka,  namun lebih  pada  hakekat  disiplin  akuntansi kedalam  konteks  sosial, ekonomi  dan
politik  yang  lebih  luas.  Akuntansi  mulai dipandang  sebagai suatu  entitas yang  terus berubah,  tidak  lagi  dipandang  sebagai produk  masyarakat  yang  statis  atau  sudah selesai (final product), tapi sebagai sesuatu yang  mengalami  perubahan  terus-menerus (Hopwood, 1990;  Morgan,  1988;  Miller dan  Napier,  1993)  tergantung  pada lingkungannya (Triyuwono, 2000).
Adanya  perubahan  melalui  arahan dan pengaruh dari lingkungan operasi pada
akuntansi  akan  berpengaruh  pula  pada sumber  daya  manusia  yang  ada.  Dalam sebuah organisasi, pihak yang bertanggung jawab  untuk  mengelola  kegiatan perubahan  adalah agen perubahan, dimana agen  perubahan  tersebut  dapat  berupa manajer  atau  bukan  manajer, karyawan atau konsultan luar. Perhatian  yang  diberikan  pada tingkat  mikro  (individu) menurut  Francis (1990)  dianggap  sebagai suatu  aspek yang krusial.  Hal  ini  menyebabkan perlunya perhatian  pada  faktor–faktor  yang mempengaruhi  sikap  individu  terhadap perubahan  (individuals  attitudes  toward changes).  Menurut  Yousef  (2000),  salah satu faktor  yang  dianggap  berpengaruh terhadap  sikap  individu  pada  perubahan adalah etika kerja (dalam hal ini etika kerja Islam).  Penelitian  mengenai  hubungan tersebut  selain dilakukan  oleh  Yousef (2000),  juga  dilakukan  oleh  Fitria  (2003) yang  menguji  hubungan etika  kerja  Islam dengan  sikap  akuntan  pada  perubahan dengan  komitmen  organisasi sebagai variabel intervening.
Dalam beberapa penelitian di Negara barat  mengenai  etika  kerja, Yousef  (2000) mengungkapkan  bahwa  mereka  yang mendukung  etika  kerja  Islam  lebih berkomitmen terhadap  organisasinya  dan selanjutnya  lebih  mungkin  menerima
perubahan  selama  tidak  berpotensi mengubah  nilai  dasar  dan  tujuan  (goals) organisasi dan  dianggap  bermanfaat  bagi organisasi. Etika  kerja  Islam  yang  bersumber dari  syariah memandang  bekerja  sebagai ibadah.  Ali  dalam  Fitria  (2003)  menegaskan  bahwa  nilai kerja  dalam  etika  kerja Islam  lebih  bersumber  dari  niat  (accom- paying  intentions) daripada  hasil  kerja (result of work). Nasr dalam Yousef (2000) menegaskan  bahwa etika kerja  Islam  patut mendapat  penyelidikan yang  serius  karena merupakan  hal  yang  ideal dimana  Muslim mencoba untuk mewujudkan. penelitian  Fitria  (2003),  Pengaruh  Etika Kerja Islam terhadap Sikap Akuntan dalam Perubahan  Organisasi  dengan  Komitmen Organisasi sebagai  variabel  Intervening.
Penelitian  tersebut  menggunakan  sampel 295  akuntan dari organisasi berbasis  Islamdi  Indonesia.  Hasil  perhitungan  analisis SEM (Structural  Equation  Models) mengindikasikan bahwa Etika Kerja Islam mempengaruhi secara langsung dengan  cognitive, affective dan behavioral tendency.
Sesuai  dengan  rekomendasi penelitian sebelumnya,  pada  penelitian  ini, organisasi  yang dipilih  adalah  organisasi non  syariah.  Pertimbangan  krusialnya peranan  Bank  yang menangani  masalah keuangan,  menjadi  latar  belakang  peneliti untuk  memilih  Bank  Umum non  syariah diwilayah  kerja  Bank  Indonesia Purwokerto  (Eks  Karesidenan  Banyumas)sebagai tempat penelitian.

KAJIAN TEORI DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Etika
Terdapat  dua  sistem  dalam  etika arus  utama  yaitu  utilitarianisme  (utili- tarianism) yang  digunakan  akuntansi mainstream  untuk  merumuskan  konsep dan melakukan kajian, serta deontologisme yang digunakan dalam penetapan kode etik
profesional. Sistem  utilitarianisme  menilai tindakan,  apakah  secara  moral  benar  atau salah, berdasarkan  konsekuensi  tindakan (tindakan  secara  moral  benar  bila  dapatmemaksimalkan  kenikmatan).  Deontologisme,  membenarkan  tindakan  ber-
dasarkan  sifat–sifat  tindakan  (tugas, peraturan,  prinsip)  Mackie,  (dalam
Triyuwono, 2000).
Etika  alternatif  yang  diajukan berdasarkan  pada  nilai–nilai  transedental iman  dan pengetahuan  yaitu  Syari’ah. Hal ini  telah  coba  ditelaah  oleh  beberapa peneliti  Gambling dan  Karim,  (1991); Hamid  et al., (1993); Baydoun dan  Willet, (1994);  Bin  Ashari  dan Bin  Mohammed, (1989);  Alam,  (1991)  (dalam  Triyuwono, 2000).  Yang  membedakan etika  kerja berdasarkan  syari’ah dengan  etika  lainnya adalah  berkaitan  dengan  niat,  cara meraih tujuannya  (Tasmara,  2002)  serta  sumber penentuan nilai. Etika  kerja  Islam mengandung  dua dimensi  yaitu  dimensi  ukhrawi  dan duniawi.
Dalam dimensi ukhrawi, Syari’ah menekankan  pentingnya  niat,  yaitu semata–mata untuk  mendapatkan keutamaan  dari  Tuhan.  Bekerja  yang didasarkan  pada  prinsip Syari’ah,  bukan saja  menunjukkan  fitrah  seorang  muslim melainkan  sekaligus  meninggikanmartabatnya  sebagai  hamba  Allah  yang dapat  dipercaya.  Dalam  dimensi  duniawi, Syari’ah  mengajarkan  konsep  ihsan  untuk selalu  menyempurnakan  pekerjaan  dan itqon yang  berarti  proses  belajar  yang sangat  bersungguh–sungguh,  akurat  dan sempurna (Q.S. 27:88). Etika kerja Islam sendiri mempunyai wilayah  interpretasi  yang  sangat  luas. Karena menyangkut  cara  berpikir  dan bertindak  seorang  muslim  secara menyeluruh. Etika kerja yang didefinisikan oleh  beberapa  ulama  dan  peneliti  adalah bagian  dari  poin  utama  etika kerja  Islam selain definisi lain yang lebih luas.

Sikap dalam Perubahan Organisasi
Robbins  (1996)  mengungkapkan bahwa  perubahan adalah  membuat  sesuatumenjadi  lain.  Perubahan  adalah  hal  yang pasti  didunia.  Ada  dua  perubahan  yang
terjadi,  yaitu  yang  terjadi  begitu  saja  dan perubahan  yang  terencana  (planned
changes).  Perubahan  terencana  adalah perubahan yang bersifat proaktif, bertujuan
dan berorientasi sasaran. Tujuannya adalah mengupayakan  perbaikan  kemampuan
organisasi  menyesuaikan  diri  terhadap perubahan  lingkungan  dan  perubahan perilaku karyawan. Penolakan terhadap perubahan dapat merupakan  sumber  konflik  fungsional.
Misalnya,  penolakan  terhadap  rencana reorganisasi  atau  perbaikan  lini  produkdapat  merangsang  debat  yang  sehat mengenai  faedah  gagasan  itu  dan menghasilkan keputusan  yang  lebih  baik. Tetapi  ada  kelemahan  karena  adanya keengganan  terhadap perubahan.  Keeng ganan  itu  merintangi  penyesuaian  dan kemajuan.  Sumber  penolakan perusahaan yang  bersifat  individual  terletak  pada karakteristik  manusiawi  dasar.  Misalnya:persepsi, kepribadian dan kebutuhan. Pada  tingkat  mikro  (organisasi), akuntansi  juga mengalami  perubahan melalui  arahan  dan  pengaruh  dari  lingkungan  organisasi  seperti pembaruan  dan perbaikan organisasi, tugas keorganisasian, strategi,  struktur,  pendekatan terhadap kerja,  teknologi  dan  praktik  yang  terfragmentasi  serta  konflik  sosial  dalam organisasi Hopwood, (dalam Triyuwono, 2000).


Menurut  Siegel  (1989)  ada  tigakomponen sikap yaitu:
1. Komponen cognitive
Komponen  cognitive  berasal  dari  ide, persepsi  dan  kepercayaan  yang dimiliki  seseorang mengenai  obyek yang disikapi.

2. Komponen affective
Komponen  affective  yaitu  tentang perasaan  yang  dimiliki  seseorang terhadap sesuatu.

3. Komponen behavioral
Komponen  behavioral  yaitu bagaimana  seseorang  bereaksi  pada sesuatu.

Para  ahli  Psikologi  Sosial  banyak yang beranggapan bahwa ketiga komponen sikap tersebut adalah selaras dan konsisten, dikarenakan  apabila  dihadapkan  dengan satu  objek  sikap yang  sama,  maka  ketiga komponen  ini  harus  mempolakan  arah sikap  yang  seragam (Azwar,  2003). Namun  dalam  praktiknya  ada  kemung kinan ketiga  komponen  ini tidak konsisten satu sama lain.
Etika  Kerja  Islam  dan  Sikap  dalam
Perubahan Organisasi

Isu  tentang  etika  yang  dihubungkan dengan  akuntansi  pada  dekade  1990-andiantaranya  penelitian  Francis  (1990), Alam (1991), Gambling dan Karim JURNAL PENELITIAN AKUNTANSI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PADA PT. UNILEVER INDONESIA, TBK

ABSTRAK

EVA merupakan alat pengukuran kinerja perusahaan untuk menilai tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan dari sisi kepentingan dan harapan penyandang dana (kreditur  dan pemegang saham). Perusahaan yang meraih laba secara akuntansi belum tentu memberikan keuntungan bagi pemiliknya atau para pemegang saham. Pengukur kinerja EVA muncul sebagai antisipasi kelemahan pengukur kinerja akuntansi tradisional yang hanya mendasarkan pada laba akuntansi (accounting income) dan tidak memasukkan biaya modal atas ekuitas. Pengukur kinerja EVA memasukkan unsur biaya hutang (cost of debt) dan biaya modal atas ekuitas (cost of equity) sehingga terfokus pada penciptaan keuntungan riil bagi pemegang saham. Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan pada PT. Unilever Indonesia, Tbk. Data yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data laporan keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk  periode Tahun 2007-2011 yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa terhadap data-data keuangan yang didapat dari PT. Unilever Indonesia, Tbk selama periode 2007-2011, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan tersebut berdasarkan metode EVA selama 5 (lima) tahun terakhir cukup baik, dan perusahaan konsisten mampu menghasikan dan meningkatkan nilai tambah ekonomis setiap tahunnya. 

Kata Kunci : Analisis Laporan Keuangan Metode EVA

LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi yang semakin berkembang  sekarang ini banyak tumbuh beragam perusahaan baru yang bergerak diberbagai macam sektor, yang mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha. Manajemen perusahaan harus mampu bersaing dan menunjukkan kemampuan kinerja yang baik, agar dapat menarik para investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan. Salah satu alat pengukur kinerja perusahaan adalah dengan menggunakan Economic Value Added (EVA).
Economic Value Added (EVA) adalah alat ukur prestasi keuangan berdasarkan nilai (value) untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan memperhitungkan biaya modal atas ekuitas. Maka dalam penulisan ilmiah ini penulis mengambil judul: “ANALISISLAPORAN KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED PADA PT. UNILEVER INDONESIA, TBK.”

TINJAUAN PUSTAKA
“Kinerja adalah hasil pemanfaatan secara baik atas sumber daya yang ada dan sekaligus mencerminkan seberapa jauh suatu keberhasilan tercapai”. Mankupawira (2002;226). Menurut Prabumankunegara, 2002 “Kinerja adalah hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai atau perusahaan dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan menurut Whitmore, 2002 “Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan”.
“Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”. Hery (2009;2). Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi antara lain, Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal (Ekuitas), dan Laporan Arus Kas. Semua laporan tersebut bertujuan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan kepada para pemegang saham (stakeholder).
Analisis laporan Keuangan adalah metode atau teknik analisis atas laporan keuangan yang berfungsi untuk mengkonversikan data yang berasal dari laporan keuangan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang lebih berguna, lebih mendalam, dan lebih tajam dengan teknik tertentu.
“Pengertian EVA adalah suatu system manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).”  Tunggal (2001:1). Sedangkan menurut Young &O’Byrne, 2001 Pengertian EVA adalah tolak ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal”.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa EVA merupakan jumlah uang yang diciptakan oleh perusahaan dengan mengurangkan beban modal dari NOPAT yang menggambarkan pengembalian atas modal yang dikeluarkan untuk investasi oleh perusahaan.

METODE PENELITIAN
Konsep dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan metode Economic Value Added pada “PT. Unilever Indonesia).
Metode pengumpulan data dilakukan dengan penelitian arsip atau studi pustaka yang menggunakan data sekunder yang berkaitan dengan Economic Value Added (EVA). Pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh atau mendownoad laporan keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk, beserta informasi lainnya yang dibutuhkan penulis yang diambil dari internet dari situs www.idx.co.id danwww.unilever.co.id .  

Alat Analisis yang Digunakan
Economic Value Added (EVA) atau nilai tambah ekonomis digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan. Kinerja merupakan indikator perusahaan yang dapat menilai baik atau buruknya keadaan sebuah perusahaan serta menilai prestasi yang telah dicapai suatu perusahaan.
Tolak ukur yang digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan dengan metode EVA tentang ada atau tidaknya proses nilai tambah adalah sebagai berikut:
a.       Jika EVA > 0 atau positif, maka telah terjadi nilai tambah pada perusahaan yang dinilai dengan kata lain memiliki nilai ekonomis.
b.      Jika EVA < 0 atau negatif, maka tidak terjadi proses nilai tambah pada perusahaan atau dapat dikatakan bahwa semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada kreditur dan pemegang saham.

PEMBAHASAN
NOPAT
NOPAT adalah sejumlah laba perusahaan yang akan dihasilkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki utang dan tidak memiliki asset financial. NOPAT dapat diperoleh dengan menjumlahkan laba bersih setelah pajak dengan beban bunga.
           
       NOPAT = Laba bersih setelah pajak + beban bunga

Tahun 2007     = Rp 1.964.652 + Rp 0
                        = Rp 1.964.652
Tahun 2008     = Rp 2.407.231 + Rp 0
                        = Rp 2.407.231
Tahun 2009     = Rp 3.044.107 + Rp 9.658
                        = Rp 3.053.765
Tahun 2010     = Rp 3.386.970 + Rp 29.927
                        = Rp 3.416.897
Tahun 2011     = Rp 4.163.369 + Rp 26.500
                        = Rp 4.189.869

WCR (Working Capital Requirement)
WCR (Working Capital Requirement) merupakan selisih antara current assets dan current liabilities, selisih ini bisa positif ataupun negative. WCR (Working Capital Requirement) diperoleh dengan cara piutang usaha ditambah dengan piutang lain-lain ditambah dengan persediaan dikurangi dengan hutang jangka pendek.
           
WCR   =  (Piutang usaha + piutang lain-lain + persediaan)  – hutang     jangka    Pendek

Tahun 2007 =  (Rp 733.359 + Rp 37.815 + Rp 857.463) – Rp 2.428.128
                   =   Rp -799.491
                            Tahun 2008 =  (Rp 955.775 + Rp 38.148 + Rp 1.284.659) – Rp 3.091.111
                  = Rp -812.529
                           Tahun 2009 =  (Rp 1.257.921 + Rp 90.252 + Rp 1.340.036) – Rp 3.589.188
                  = Rp -900.979
                            Tahun 2010 =  (Rp 1.567.538 + Rp 185.095 + Rp 1.574.060) – Rp 4.402.940
                  =    Rp -1.076.247
                              Tahun 2011 =  (Rp 2.076.083 + Rp 112.197 + Rp 1.812.821) – Rp 6.474.594
                  = Rp -2.473.493

Invested Capital
Invested Capital merupakan jumlah modal perusahaan yang dilakukan untuk investasi, dimana sumber dana dari investasi berasal dari hutang jangka panjang dan ekuitas. Invested Capital diperoleh dari penjumlahan kas, WCR, dan aktiva tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan.

Invested Capital = Kas + WCR + aktiva tetap setelah dikurangi akumulasi  Penyusutan

Tahun 2007  = Rp 884.910 - Rp 799.491 + Rp 2.199.810
                     = Rp 2.285.229
Tahun 2008  = Rp 722.347 - Rp 812.529 + Rp 2.559.875
                     = Rp 2.469.693
Tahun 2009 = Rp 858.322 - Rp 900.979 + Rp 3.035.915
                    = Rp 2.993.258
Tahun 2010 = Rp 317.759 - Rp 1.076.247 + Rp 4.148.778
                    = Rp 3.390.290
Tahun 2011 = Rp 336.143 - Rp 2.473.493 + Rp 5.314.311
                   = Rp 3.176.961

WACC (Weight Average Cost Capital)
WACC (Weight Average Cost Capital) adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing-masing dikalikan dengan persentase ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan
.
RUMUS :       WACC            = {Dx rd(1-tax)} + (E x r E)

D         = Tingkat Modal Dari Hutang
rd          = Biaya Hutang
E          = Tingkat Modal Dari Ekuitas
r E           = Biaya Ekuitas
tax       = persentase pajak

Tahun 2007                 = {49.49% x 0%(1-30.46%)} + (50.51% x 0.39%)   
                                    = 0.20 %
Tahun 2008                 = {52.24% x 0%(1-30.06%) + (47.76% x 0.32%)
                                    = 0.15 %
Tahun 2009                 = {50.45% x 0.26%(1-28.37%) + (49.55% x 0.25%)
                                    = 0.22 %
Tahun 2010                 = {53.47% x 0.64%(1-25.43%) + (46.53% x 0.23%)
                                    = 0.36 %
Tahun 2011                 = {64.88% X 0.39%(1-25.30%) + (35.12% X 0.18%)
                                    = 0.25 %

Capital Charges
            Capital Charges menunjukkan seberapa besar modal yang telah disuntikkan kreditur dan pemegang saham.

            Capital Charges : WACC x Invested Capital

Tahun 2007                 = 0.20% x 2.285.229
                                    = Rp 4.570,458
Tahun 2008                 = 0.15% x 2.469.693
                                    = Rp 3.704,5395
Tahun 2009                 = 0.22% x 2.993.258
                                    = Rp 6.585,1676
Tahun 2010                 = 0.36% x 3.390.290
                                    = Rp 12.205,044
Tahun 2011                 = 0.25% x 3.176.961
                                    = Rp 7.942,4025


EVA (Economic Value Added)
EVA (Economic Value Added) merupakan jumlah uang yang diciptakan perusahaan dengan mengurangkan beban modal dari NOPAT yang menggambarkan pengembalian atas modal yang dikeluarkan untuk modal investasi perusahaan.

RUMUS :       EVA    = NOPAT – Capital Charges

Tahun 2007                 = Rp 1.964.652 – Rp 4.570,458
                                    = Rp 1.960.081,542
Tahun 2008                 = Rp 2.407.231 – Rp 3.704,5395
                                    = Rp 2.403.526,461
Tahun 2009                 = Rp  3.053.765– Rp 6.585,1676
                                    = Rp 3.047.179,832
Tahun 2010                 = Rp  3.416.897 – Rp 12.205,044
                                    = Rp 3.404.691,956
Tahun 2011                 = Rp 4.189.869 – Rp 7.942,4025
                                    = Rp 4.181.962,598

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis selama periode 2007-2011 dengan menggunakan metode EVA pada PT. Unilever Indonesia, Tbk, bahwa perusahaan telah menciptakan nilai EVA yang positif yang artinya perusahaan menghasilkan nilai tambah ekonomis, selain menambah keuntungan perusahaan juga memberikan profit bagi para pemegang saham dan laba yang di dapat sudah memenuhi harapan penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. Berdasarkan hal ini manajemen perusahaan dapat meyakinkan para investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut pada periode selanjutnya.

Saran
Agar kinerja perusahaan dapat dikatakan baik, maka perusahaan tersebut harus dapat meningkatkan nilai EVA tiap tahunnya. Hal ini dapat tercapai apabila perusahaan dapat meningkatkan nilai NOPAT dan menurunkan nilai Capital Charges

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.

Hery. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah 1. Jakarta: Bumi Aksara.

Sadeli, Lili M. 2009. Dasar-Dasar Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara.

Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Memahami Economic Value Added (EVA). Jakarta: Harvarindo.

Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Pengantar Konsep EVA dan VBM. Jakarta: Harvindo.

Wibowo, Luki Bani. 2005. Pengaruh Economic Value Added dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Return Pemegang Saham.Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Young, S. David dan O’ Byrne Stephen. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai Panduan Praktis untuk Implementasi. Jakarta:Salemba Empat.
 (1991), Chua  dan Degeling  (1993),  Scheweiker (1993)  yang  menekankan  pentingnya penerapan  etika  pada praktik  akuntansi (Triyuwono,  2000).  Francis  (1990) menganggap  aspek  individu  sebagai aspek yang  krusial  sehingga  menganggap pentingnya  peran  akuntan  sebagai  agen moral dalam  wacana  etika  dan  praktik akuntansi.
            Yousef  (2000)  mengemukakan sejumlah  peneliti  (seperti  Williams  and White, (1978);  Walton,  (1978);  Kelman dan  Warwick,  (1978)  telah  menemukan isu–isu  etika terlibat  dalam  perubahan organisasi  terencana  (planned  organiza- tional  change).  Dari hasil  analisis  jalur, Yousef  (2000)  menemukan  bahwa  etika kerja  Islam  secara  langsung dan  positif mempengaruhi dimensi cognitive, affective dan  behavioral.  Penelitian  ini  dilakukanpada  50  organisasi  dengan  ukuran, aktivitas dan kepemilikan   yang berbeda di 5  distrik  di Arab  Saudi  (United  Arab Emirates).
            Penelitian  mengenai  etika  kerja Islam yang menjadi acuan dalam penelitian
ini  adalah  penelitian  Fitria  (2003)  dalam tesisnya  yang  berjudul  “Pengaruh  Etika
Kerja Islam terhadap Sikap Akuntan dalam Perubahan  Organisasi  dengan  Komitmen
Organisasi  sebagai  variabel  Intervening”. Penelitian  tersebut  dianalisis  dengan Structural Equation  Models  (SEM)  dan sampel  yang  digunakan  sebesar  295 akuntan internal  dalam organisasi  berbasis Islam  di  Indonesia.  Hasil  penelitian konsisten dengan penelitianYourself (2000) bahwa  etika  kerja  Islam  secara  langsung dan  positif  mempengaruhi  dimensicognitive, affective dan behavioral.

Dari latar belakang tersebut, peneliti mengajukan  hipotesis  mengenai  hubungan
etika  kerja  Islam  dan  sikap  dalam perubahan  dengan  rumusan  sebagai
berikut:
H1: Etika  kerja  Islam  berpengaruh signifikan  terhadap  dimensi  Cognitive
sikap  karyawan  bagian  akuntansi dalam perubahan organisasi
H2: Etika  kerja  Islam  berpengaruh signifikan terhadap dimensi Affective
sikap  karyawan  bagian  akuntansi dalam perubahan organisasi
H3: Etika  kerja  Islam  berpengaruh signifikan  terhadap  dimensi Behavioral tendency sikap karyawan bagian  akuntansi  dalam  perubahan organisasi

METODE PENELITIAN Sampel
Populasi  penelitian  ini  adalah karyawan bagian akuntansi Bank Umum di wilayah Eks  Karesidenan  Banyumas (Banyumas,  Cilacap,  Purbalingga  dan Banjarnegara). Penelitian  ini peneliti tidak dapat  mengetahui  secara  pasti  jumlah populasi  yang  akan diteliti,  maka  untuk kepentingan  analisis  statistik,  peneliti menggunakan  multistage  purposivesampling  untuk  menentukan  sampel (Singarimbun,  1987).  Pengambilan  sampel ini dilakukan  melalui  dua  tahapan.  Tahap pertama  adalah  memilih  bank  yang  akan dijadikan sampel, yaitu bank yang bersedia memberikan  izin  melakukan  survei  pada karyawannya. Pada  tahap  ini  ada  8  Bank umum  yang  bersedia  memberikan  izin survei. Tahap kedua adalah untuk  memilih responden  yaitu  karyawan  bagian akuntansi  pada  masing–masing bank  yang menjadi  sampel.  Kriteria  yang  digunakan yaitu  karyawan  bagian  akuntansi yang beragama  Islam,  dengan  pertimbangan bahwa  seorang  muslim  diharapkan  lebihmemahami  ajaran  agamanya  dan mempraktikkannya  dalam  lingkungan kerja.  Untuk  setiap bank  yang  terseleksi, jumlah  respondennya  disesuaikan  dengan jumlah  karyawan  (pada bank  tersebut) yang memenuhi kriteria.
            Berdasarkan  31  kuisioner  yang disebarkan  pada  8  bank  yang  bersedia menjadi tempat  penelitian,  seluruhnya kembali  kepada  peneliti.  Jumlah  ini melebihi  persyaratan sampel  minimal  30 buah  subyek  untuk  penelitian korelasional (Gay,  1996  dalam  Umar, 2001).  Sampel karyawan  bagian  akuntansi  dipilih  karena merupakan  bagian yang bertanggungjawab untuk  penyelenggaraan  kegiatan  akuntansi di Bank Umum.

Pengumpulan data
Pengumpulan  data  dilakukan  sejak Januari  –  Maret  2007.  Kuisioner  diberikankepada  kepala  bagian  akuntansi  atau  yang berwenang  di  8  (delapan)  bank  umum yang menjadi  sampel  serta  harus  diisi secara  langsung  oleh  karyawan  bagian akuntansi pada organisasi tersebut.

Pengukuran Variabel
Variabel  etika  kerja  Islam  diadopsi dari  penelitian  Ali  (1988)  dalam  Fitria (2003) yang terdiri dari 13 item pertanyaan dan  telah  dimodifikasi  dengan  7 item  dari kuisoner  Tasmara (2002).  Sikap  terhadap perubahan  organisasi  diukur  dengan menggunakan  instrumen Dunham  et  al. (1989)  dalam penelitian Fitria (2003) yang terdiri  dari  18  item  pertanyaan, yang meliputi  perubahan–perubahan  dalam
organisasi  baik  yang  berasal  dari  luar ataupun  dalam.  Instrumen  ini  terdiri  dari
tiga sub skala yaitu cognitive, affective dan behavioral  tendency.    Masing–masing  sub skala tersebut  terdiri  dari  6  item pertanyaan.  Instrumen  ini  menggunakan
skala likert 5 poin.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Pendahuluan
a. Uji Validitas
Validitas  data menurut Ghozali  (2005) mempunyai  arti  sejauh  mana  pertanyaan  pada kuisoner  mengung- kapkan sesuatu  yang  akan  diukur  oleh kuisoner  tersebut.  Uji  validitas dianalisis  menggunakan  statistik  Korelasi  Product  Moment.  Dengan  degree of  freedom (df)  =  (n-2)  dan  a  =  0,05 maka  jika  nilai  r tabel <  r hi t un g ,  berarti item  pertanyaan tersebut  valid.  Lebih jelas  hasil  perhitungan  validitas  untuk masing  –  masing  variabel dipaparkan sebagai berikut:

0 Response to "Contoh Jurnal Skripsi "

Post a Comment